Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society)
adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau (semi
terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada
dalam kelompok tersebut.
Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu
jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah
komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya,
istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama
dalam satu komunitas yang teratur.
Masyarakat (society) merupakan istilah
yang digunakan untuk menerangkan komuniti manusia yang tinggal bersama-sama.
Boleh juga dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara
pelbagai individu. Dari segi perlaksaan, ia bermaksud sesuatu yang dibuat –
atau tidak dibuat – oleh kumpulan orang itu. Masyarakat merupakan
subjek utama dalam pengkajian sains sosial.
Perkataan society datang daripada bahasa
Latin societas, “perhubungan baik dengan orang lain”. Perkataan societas
diambil dari socius yang bererti “teman”, maka makna masyarakat itu
adalah berkait rapat dengan apa yang dikatakan sosial. Ini bermakna telah
tersirat dalam kata masyarakat bahawa ahli-ahlinya mempunyai kepentingan dan
matlamat yang sama. Maka, masyarakat selalu digunakan untuk menggambarkan
rakyat sesebuah negara.
Walaupun setiap masyarakat itu berbeda, namun
cara ia musnah adalah selalunya sama : penipuan, pencurian, keganasan,
peperangan dan juga kadangkala penghapusan etnik jika perasaan perkauman itu
timbul. Masyarakat yang baru akan muncul daripada sesiapa yang masih bersama,
ataupun daripada sesiapa yang tinggal.
Kemiskinan sebagai gejala dalam masyarakat sudah
dikenal sejak makhluk manusia menghuni bumi, tetapi kesadaran untuk
memeranginya guna mewujudkan pemerataan baru mulai berkembang setelah timbul
hubungan antar-bangsa dan negara yang sekarang bertambah erat, sehingga juga
kita dapat membandingkan mana yang kaya dan mana yang miskin. Sepanjang dapat
kita telusuri kembali sejak manusia beragama, kemiskinan sudah diakui ada, dan
semua agama juga mengandung perintah agar nasib kaum papa diperbaiki.
Si kaya harus membagikan sebagian kekayaannya
kepada si miskin karena Allah Sang Pencipta memberikan segala sumberdaya alam
di bumi untuk dapat dimanfaatkan dan dinikmati oleh mahluk manusia secara
merata. Tetapi, kemudian manusia menggagas dan merekayasa tatanan masyarakat
dan ekonomi yang membeda-bedakan penguasaan dan pemanfaatan atas sumberdaya
alam yang kaya. Demikianlah timbul pelapisan dalam kehidupan bermasyarakat
manusia, sehingga yang kaya menguasai yang miskin.
Salah satu kupasan menarik tentang
hubungan antara agama Kristiani dan tumbuhnya Kapitalisme pernah ditulis oleh R.H. Tawney (1938) yang dalam kesimpulan
beliau mengutip ahli ekonomi J. M. Keynes
yang berpendapat : “Modern Capitalism is absolutely irreligious…” sehingga
akibatnya keadilan, kemiskinan dan pemerataan tidak terlalu diperhatikan.
Ratusan tahun sebelum Masehi, Farao di Mesir sudah mengenal dan memelihara
perbudakan. Di semua benua yang kita kenalpun ada Raja-raja yang
membeda-bedakan lapisan masyarakat menurut keturunan, sehingga siapapun yang
tidak tergolong “darah biru” hanya bernasib mengabdi kepada Raja dan “kaum
ningrat”.
Ada kemajuan sosial berarti setelah
sistim perbudakan menjelang akhir abad ke-19 di beberapa negara dilarang dan
selangkah lebih maju lagi waktu Serikat Bangsa-bangsa (United Nations) melarang
segala bentuk perbudakan, yaitu dalam bentuk 33 negara anggota yang
menandatangani UN Convention 1956. Namun demikian berbagai bentuk eksploitasi
kaum papa oleh mereka yang berkuasa dan kaya masih berlangsung di banyak negara.
Menurut sudut pandang, masyarakat di
daerah lingkungan saya masih banyak sekali yang kepala keluarganya
berpenghasilan rendah atau bias dibilang pas- pasan hanya untuk makan sehari
hari saja belum untuk biaya pendidikan,pertumbuhan si anak dari keluarganya ya bias
dibilang mereka hanya mementingkan isi perut saja dibandingkan pendidikan si
anak tersebut.
Banyak orang tua sekarang yang hanya berpikiran
pendek atau lain hal. Mereka beralasan mencari uang itu lebih penting untuk
makan dan memenuhi kebutuhan supaya bisa melangsungkan hidup keluarganya
ketimbang membicarakan soal pendidikan anaknya tersebut. Ya memang kadang uang
sudah menjadi kebutuhan…
Menurut saya pendidikan itu lebih
penting agar si anak dapat memperoleh ilmu pendidikan yang layak agar
kehidupannya nanti dimasa depan dapat men sejahterakan keluarganya. Jangan
hanya mementingkan materi saja! Karena materi sebanyak apapun tujuannya ya
untuk dihabiskan, namun ilmu akan selalu diwariskan dan berkembang turun
temurun hingga sampai ke anak cucu kita nanti.
Jika ilmu kita luas maka kita akan
terpikir dengan sendirinya bahwa bagaimana cara mengatasi kemiskinan yang ada
dalam tatanan keluarga ini, jangan hanya mengandalkan cara yang itu itu saja
toh karna semakin lama jaman akan semakin maju kalo kita terus monoton dengen
hidup ini toh kehidupan ini tidak akan berubah dan kemiskinan ini akan terus
berlanjut sampai ke anak dan cucu kita nanti. Tentu semua orang tidak akan mau
toh kalau anak cucu mereka hidup dengan kesulitan
Banyak jalan alternatife untuk
mensejahetrakan hidup keluarga dengan kemampuan kerja dan didukang oleh
ketekunan dan rasa percaya diri jika pekerjaan yang dikerjakan dengan ikhlas
dan sungguh – sungguh itu maka akan berbuah manis. Dengan bermodalkan sebuah
pengalaman dan percaya diri itu kita akan menemukan aspek aspek untuk
mensejahterakan kehidupan keluarga serta membangun masa depan yang lebih cerah
tentunya.
Memang saat ini materi yang jadi kendala
besar untuk memperoleh pendidikan yang layak. Oleh karena itu kita sebagai
generasi muda harus berbaur terjun saling membantu adik adik kita yang kurang
mampu untuk memperoleh pendidikan yang layak. Seharusnya pemerintah pun sadar
bahwa anggaran dana untuk pendidikan di Indonesia ini sangatlah kurang.
Mengapa kurang? Iya itulah Indonesia
orang yang dipercayakan untuk memberikan anggaran itu ternyata tidak sampai langsung
ketangan orang yang membutuhkan. Mereka lebih mementingkan anggota keluarganya
sendiri, sifat individualism inilah yang harus dihindari oleh para pemimpin
pemimpin di negri ini dan itulah penyakit nya KORUPSI!!
Anggaran pendidikan hilang dan anak
anakpun kehilangan haknya untuk memperoleh pendidikan yang layak sebagaimana
seperti teman teman mereka yang mampu bersekolah. Pemerintah seharusnya lebih
fleksibel untuk soal anggaran ini agar masyarakat miskin dan anak anak yang
tidak mampu itu dapat pendidikan yang layak dengan sebagaimana yang telah
diwajibkan di Indonesia yaitu wajib belajar 9tahun.
Jadi bila kita masih ingin mewujudkan
keadilan dan pemerataan pendidikan nasional, dan memerangi kemiskinan maka
generasi muda ayo kita bangun negeri ini dengan semangat kokoh yang baru demi
masa depan anak bangsa nanti. Indonesia harus menjadi Negara yang luas akan
kebudayaan,social,ekonomi,dan pendidikan yang tinggi!!! Perangi korupsi sampai
habis!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar